Jumat, 19 Juli 2013

Solokuro


Siapa yang tidak pernah mendengar nama Solokuro khususnya yang hidup beberapa tahun lalu. Sebuah nama desa yang sempat terkenal karena kasus bom Bali yang melibatkan beberapa warga dari kecamatan Solokuro. Solokuro sendiri sebenarnya berasal dari dua kelompok atau dua dusun yaitu Jalak dan Sangan. Kondisi di masyarakat saat itu sedang terjadi banyak persoalan yang melanda kedua dusun tersebut, mulai dari semakin banyaknya kasus pencurian sampai kekurangan air. Semua masyarakat Jalak dan Sangan sangat kesulitan untuk mencari sumber mata air baik untuk masak, minum ataupun untuk mandi.

Minggu, 14 Juli 2013

Wajah Itu



Pagi ini kembali muncul sebuah bayangan, bayangan wajah tepatnya.
Secara tiba-tiba wajah itu muncul bersama rintik hujan di pagi ini. Wajah itu seperti tidak asing lagi.
Aku hafal betul dengan wajah itu.                        
Wajah yang seakan tidak pernah terlihat layu.
Entah karena memang dia tidak pernah sedih atau memang wajah itu terlalu indah dimataku, sampai-sampai bagaimanapun keadaannya akan tetap terlihat indah.

Senin, 08 Juli 2013

Sejarah dan Perkembangan Psikolinguistik


      A.     Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
a.      Tahap Formatif
Menurut Dardjowidjojo (2005:3), tahapan ini adalah tahap awal berkembangnya psikolinguistik. Tahapan Formatif ini berawal dari sebuah seminar yang diadakan di Universitas Comell pada tahun 1951. Seminar tersebut diselenggarakan oleh John B. Carroll. Seminar tersebut berisi tentang gagasan dari penemuan John W. Gardner yang mengemukakan penggabungan dua disiplin ilmu psikologi dan linguistik menjadi satu disiplin ilmu. Hingga muncul penelitian yang menggunakan istilah psikolinguistik  oleh Osgood dan Sebeok pada tahun 1954.

Minggu, 07 Juli 2013

Bahasa dan Berbahasa


           1.      Hakikat Bahasa
Para pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai “satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer” yang kemudian lazim ditambah dengan “yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri” (Chaer, 2009:30). Hakikat bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) adalah bahasa itu sebuah sistem, bahasa itu bersifat bunyi, bahasa itu lambang, bahasa itu konvensional, bahasa itu bersifat arbirter, bahasa itu bermakna, bersifat unik, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu dinamis, bahasa merupakan identitas penuturnya, dan bahasa adalah alat interaksi sosial.

Kamis, 04 Juli 2013

Analisis Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar


Makna Konotasi dalam Puisi “Diponegoro”
Karya Chairil Anwar
                                                                  Moh. Fajri         
                                                                     Abstrak

Puisi yang berjudul “Diponegoro” karya Chairil Anwar ini diambil dari buku kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang. Puisi ini merupakan puisi yang terkenal sejak pertama kali keluar sekitar bulan Februari 1943 sampai sekarang. Chairil Anwar sebagai pengarang ingin menumbuhkan jiwa kepahlawanan, sehingga beliau memilih Diponegoro sebagai judul puisinya. Semangat Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah pada saat itu ingin dihidupkan kembali oleh Chairil Anwar. Penelitian ini mengkaji puisi Diponegoro menggunakan analisis makna konotasi, yaitu tambahan makna lain terhadap makna dasarnya, makna konotasi mengacu kepada aspek makna yang bersifat personal (orang per orang), menampilkan asosiasi emosional sebuah kata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat makna konotasi dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar. Dalam penelitian ini penulis juga menganalisis kelas kata berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, konjungsi, jumlah bait, jumlah baris, dan jumlah kata, serta rima akhir.
Kata Kunci: Puisi Diponegoro, Makna Konotasi.

Bola Adalah Teman

Terinspirasi Dari Film Captain Tsubasa


Pagi ini suasana kota Lamongan masih sunyi ketika aku bergegas menuju lapangan sepak bola. Aku akan latihan sepak bola bersama tim Kecoak FC, seperti biasanya aku berangkat selalu lebih awal daripada teman-teman satu timku. Aku bermimpi membawa Negaraku menjadi juara piala dunia dan aku sendiri ingin menjadi pemain terbaik dunia. Bagiku sepak bola adalah segalanya, aku tidak pernah kesepian karena bagiku bola adalah teman.

Jika Aku Tsubasa


Jika aku menjadi Tsubasa
Aku akan pandai bermain bola
Aku akan menjadi pemain andalan SD Nankatsu
Aku akan menjadi juara satu berturut-turut
Jika aku menjadi Tsubasa

Rabu, 03 Juli 2013

Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan


Kekerasan merupakan sebuah penyimpangan yang bisa dilakukan oleh siapa saja mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan sampai orang tua. Baik secara sengaja maupun dilakukan hanya ketika emosi sesaat. Kekerasan identik dengan penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, dan lain sebagainya serta bisa terjadi dimana saja. Kekerasan juga bisa dikatakan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

Toilet Berjalan Menjadi Sarana Bolos Sekolah


Pertama kali mendengar kata toilet berjalan pasti kebanyakan orang akan mempunyai anggapan bahwa toilet itu kotor, jijik, baunya busuk, dan sebagainya. Pada awalnya saya juga mempunyai perasaan seperti itu apalagi tempatnya yang sempit dan airnya kurang bersih. Tetapi, semua itu salah ketika saya berada di alun-alun sebuah kota besar yang terletak di Jawa Timur. Ketika saya ingin buang air kecil tetapi kesulitan mencari tempat, tanpa sengaja saya memasuki toilet berjalan dengan berlari dan merasa kaget karena ternyata toilet itu bersih dan terawat meskipun agak sempit tetapi itu wajar karena toilet ini berada pada tempat seperti sebuah mobil. Hanya dengan membayar seribu sampai dengan dua ribu rupiah saja kita sudah bisa mandi, cuci pakaian, atau bahkan buang air kecil dan air besar.

Selasa, 02 Juli 2013

Hubungan Bahasa Dalam Politik Positivistik


I.                   PENDAHULUAN
Memperhatikan perkembangan sistem hukum Indonesia, kita akan melihat adanya ciri-ciri yang spesifik dan menarik untuk dikaji. Sebelum pengaruh hukum dari penjajahan Belanda di Indonesia berlaku hukum adat dan hukum Islam yang berbeda-beda dari berbagai masyarakat adat di Indonesia dari setiap kerajaan dan etnik yang berbeda. Setelah masuk penjajah Belanda membawa hukumnya sendiri yang sebagian besarnya merupakan konkordansi dengan hukum yang berlaku di Belanda yaitu hukum tertulis dan perundang-undangan yang bercorak positivis. Walaupun demikian Belanda menganut politik hukum adat (adatrechtpolitiek), yaitu membiarkan hukum adat itu berlaku bagi golongan masyarakat Indonesia asli dan hukum Eropa berlaku bagi kalangan golongan Eropa yang bertempat tinggal di Indonesia (Hindia Belanda). Dengan demikian pada masa Hindia Belanda berlaku pluralisme hukum. Perkembangan hukum di Indonesia menunjukkan kuatnya pengaruh hukum kolonial dan meninggalkan hukum adat. (Daniel S. Lev, 1990 : 438-473).

Pengalihan dan Penerjemahan Wacana Lisan

1A.     Pengalihan Wacana Lisan
Teknik lisan dalam wujudnya yang masih lisan biasanya berwujud suara jelas dan tidak jelas, mengandung kata-kata bersifat dialek, mengandung kalimat-kalimat yang tidak sempurna atau tidak selesai diucapkan. Seorang peneliti dalam menghadirkan teks lisan sebelum dianalisis harus benar-benar mewujudkan reflection of reality artinya teks harus hadir tanpa cacat dan cela. Maksudnya,

Teknik Pengumpulan Data Tradisi Lisan Jatim


Teknik pengumpulan data pada penelitian sastra lisan memerlukan teori yang kuat dan baik, sebab hanya berdasarkan teori yang tepat guna penelitian yang faktual dapat menjawab pertanyaan yang ingin diajukan pada bahan-bahan yang dikumpulkan. Teknik pengumpulan sastra lisan berbeda teknik penulisan sastra tulis. Pengumpulan dan informasi sastra lisan, terutama dengan teknik perekaman (audio maupun audio-visual), pemotretan, pengamatan secara cermat, pencatatan, dan wawancara mendalam.
a.      Perekaman
Terkait dengan pengumpulan data sastra lisan, perekaman yang baik memiliki dua sifat, yaitu rekaman yang baik dan jelas, dan mengandung keterangan-keterangan yang diperlukan untuk meletakkan bahan dalam konteks sosio-budayanya

Senin, 01 Juli 2013

Apresiasi Puisi


HATIKU SELEMBAR DAUN 
Sapardi Djoko Damono

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.

 
Copyright 2009 Moh. Fajri