Selasa, 21 Mei 2013

Ingin Kembali


Ingin Kembali

Deru mesin kereta api
Membawaku kembali
Dari perantauan yang menguras tangis dalam hati
            Rasa rindu cinta kasih
            Kampung halaman yang damai
            Semakin menusuk di hati
Ingin segera kembali

Senin, 13 Mei 2013

Pendekatan Historis Hujan Bulan Juni


A.    Biografi Sapardi Djoko Damono
Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Sapardi bersekolah SD di Sekolah Dasar Kasatrian. Setelah itu ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Surakarta. Pada saat itulah kegemarannya terhadap sastra mulai nampak. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1955. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Surakarta. Sapardi menulis puisi sejak duduk di kelas 2 SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah suat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.

Sabtu, 11 Mei 2013

Apresiasi Puisi Sapardi Djoko Damono


HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Menulis Lebih Baik

Orang yang berpikiran dangkal, ketika dia sedang bingung karena pekerjaan, tugas kuliah yang menumpuk tetapi belum sedikitpun tersentuh, atau sedang patah hati mereka akan melampiaskannya ke hal-hal yang cenderung negatif seperti meminum alkohol atau bahkan mulai mongonsumsi narkoba. Memang dengan cara seperti itu akan sedikit mengurangi tingkat kebingungan seseorang, tetapi dampaknya pada tubuh kita akan terasa ketika umur kita mulai menginjak masa tua. Terkadang orang malu untuk menceritakan masalahnya kepada orang lain meskipun itu sahabatnya sendiri. Dia merasa takut kalau masalahnya yang terkesan pribadi dan sangat rahasia diketahui oleh banyak orang. Salah satu cara supaya kebingungan atau masalah tersebut bisa sedikit teratasi bagi orang yang malu untuk bercerita adalah dengan menulis. Tentunya menulis dengan tema yang sedang di alami baik sedih maupun senang. Ungkapkan keluh kesahmu dengan menulis, entah menulis di buku harian, selembar kertas, di laptop, maupun di blog. Apalagi menulis juga tidak memerlukan biaya dan tempatnya juga bisa dimana saja terserah asalkan bisa mengeluarkan keluh kesah yang membebani pikiran. Meskipun dengan menulis belum seratus persen bisa mengatasi masalah tetapi setidaknya beban dalam pikiran akan sedikit menghilang dan hati kita mulai tegar menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti.
 
Copyright 2009 Moh. Fajri