Dalam
pandangan Jost (dalam Rahman, 2000) sastra bandingan dapat meliputi aspek:
pengaruh, sumber ilham (acuan), proses pengambilan ilham atau pengaruh dan tema
dasar. Dalam kaitan ini ada empat kelompok kajian sastra bandingan jika dilihat
dari aspek objek garapan yaitu; Pertama, kategori yang melihat hubungan karya
satu dengan lainnya dengan menelusuri juga kemungkinan adanya pengaruh satu
karya terhadap karya yang lain. Termasuk dalam interdispliner dalam sastra
bandingan adalah filsafat, sosiologi agama dan sebagainya. Kedua, kategori yang
mengkaji tema karya sastra. Ketiga, kajian terhadap gerakan atau kecenderungan
yang menandai suatu peradaban. Keempat, analisis bentuk karya sastra (genre).
Dalam
lingkup kajian demikian, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
golongan yakni: (1) kajian persamaan dan (2) kajian konsep pengaruh. Kajian
persamaan, tidak selalu menjawab masalah, mengapa terdapat persamaan namun juga
lebih kepada apabila dua karya sastra memiliki kesamaan berarti ada hal paralel
dalam bidang tertentu.
Dalam
ruang lingkup karya sastra, sastra bandingan dapat digolongkan menjadi empat
bidang utama yaitu:
1.
Kajian yang bersifat komparatif yaitu menelaah teks dan seterusnya. Kajian ini
mendasarkan pada nama pengarang, tahun penerbitan, lokasi penerbitan dan
seterusnya. Kajian ini untuk melihat influence study atau affinity study
2. Kajian bandingan histories yaitu ingin melihat pengaruh nilai-nilai histories yang melatar belakangi kaitan antara satu karya sastra dengan karya sastra lain atau mungkin antara karya sastra dengan buah pemikiran manusia. Tugas studi ini untuk melihat seberapa pengaruh histories tertentu yang masuk dalam diri pengarang sehingga menciptakan karya. Hal ini mirip dengan strukturalisme genetic, hanya dibandingkan
3. Kajian bandingan teoritik, bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang kaidah-kaidah kesusteraan, misalkan saja, peneliti dapat membandingkan berbagai genre, aliran dalam sastra, kritik sastra (antara strukturalisme dan formalisme), tema dan sebagainya. Dalam kaitan ini, tampak tidak secara langsung membandingkan cipta sastra, namun hakikatnya tidak demikian peneliti tetap membandingkan karya sastra. Hanya saja, bandingan diarahkan untuk menemukan atau meyakinkan berbagai teoritik sastra
2. Kajian bandingan histories yaitu ingin melihat pengaruh nilai-nilai histories yang melatar belakangi kaitan antara satu karya sastra dengan karya sastra lain atau mungkin antara karya sastra dengan buah pemikiran manusia. Tugas studi ini untuk melihat seberapa pengaruh histories tertentu yang masuk dalam diri pengarang sehingga menciptakan karya. Hal ini mirip dengan strukturalisme genetic, hanya dibandingkan
3. Kajian bandingan teoritik, bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang kaidah-kaidah kesusteraan, misalkan saja, peneliti dapat membandingkan berbagai genre, aliran dalam sastra, kritik sastra (antara strukturalisme dan formalisme), tema dan sebagainya. Dalam kaitan ini, tampak tidak secara langsung membandingkan cipta sastra, namun hakikatnya tidak demikian peneliti tetap membandingkan karya sastra. Hanya saja, bandingan diarahkan untuk menemukan atau meyakinkan berbagai teoritik sastra
4.
Kajian antar disiplin ilmu, yaitu bandingan antara karya sastra dengan bidang
lain misalkan kepercayaan, politik, agama, seni dan sebagainya. Titik tolak
bandingan adalah karya sastra sedangkan bidang lain berguna untuk memperjelas
informasi sastra (Endraswara, 2007).
0 komentar:
Posting Komentar