Kekerasan
merupakan sebuah penyimpangan yang bisa dilakukan oleh siapa saja mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa, bahkan sampai orang tua. Baik secara sengaja maupun
dilakukan hanya ketika emosi sesaat. Kekerasan identik dengan penganiayaan,
pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, dan lain sebagainya serta bisa terjadi dimana saja. Kekerasan juga bisa
dikatakan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik
atau barang orang lain.
Kekerasan juga bisa terjadi di dunia pendidikan, salah
satu tempat yang seharusnya bisa membuat hati damai dan di cintai oleh semua
orang khususnya para siswa adalah di sekolah. Di tempat ini semua bisa belajar
mengenai banyak hal termasuk pembentukan mental, budi pekerti yang baik,
pencarian jati diri, dan lain sebagainya. Tetapi kenyataanya sekarang sering
terjadi kekerasan di dunia pendidikan. Seperti tawuran antar pelajar, bahkan
tawuran antar sekolah yang dipicu oleh masalah kecil yang di alami oleh dua
orang siswa saja tetapi akhirnya berbuntut panjang. Tidak berhenti sampai
disitu, ternyata kekerasan juga bisa dilakukan oleh seseorang yang menjadi suri
tauladan atau contoh yang baik bagi para siswa yaitu seorang guru. Terbukti
dengan adanya guru yang memaki-maki siswanya dengan kata-kata yang seharusnya
tidak pantas diucapkan oleh seorang yang menjadi panutan siswa. Ada juga guru
yang sampai tega meludahi siswanya hanya karena satu kesalahan kecil, bahkan ada
juga Guru yang dengan sengaja memukul kepala para siswanya hanya gara-gara siswa
tersebut belum mengerjakan pekerjaan rumah atau karena siswa tersebut terlambat
masuk kelas padahal dia sudah memberikan alasan atau keterangan yang logis,
sungguh sangat memprihatinkan. Seharusnya
seorang guru harus bisa menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin, tidak
langsung dengan tindakan kekerasan. Hal tersebut akan berdampak kurang baik
bagi psikologi siswa dan membuat siswa yang menjadi korban merasa takut apabila
mendengar kata-kata mengenai guru.
Menjadi seorang guru atau tenaga
pendidik merupakan sebuah tanggung jawab yang berat karena hal terpenting bukan
hanya tenaga dan fikiran yang dibutuhkan untuk mendidik para siswa. Diperlukan
kesabaran yang tinggi karena setiap hari dia harus berhadapan dengan para siswa
yang bisa dikatakan masih kurang tahu dan ingin tahu mengenai banyak hal,
sehingga mereka terkesan rewel karena
banyak bertanya mengenai hal yang belum mereka ketahui. Belum lagi guru harus
bertemu setiap hari dengan siswa yang nakal sehingga harus berusaha dengan telaten mendidiknya supaya bisa berubah
menjadi lebih baik. Menghadapi Siswa yang nakal atau sering melanggar aturan,
seorang guru sering kehilangan kesabaran sehingga langsung menghukumnya dengan
tindak kekerasan seperti pemukulan dan sebagainya.
Terlepas
dari guru juga manusia yang tak pernah luput dari salah, banyak faktor yang
membuat seorang guru melakukan tindak kekerasan kepada para siswanya. Ada
faktor dari dalam dan faktor dari luar yang menyebabkan hal tersebut bisa
terjadi. Faktor dari dalam adalah faktor yang berasal langsung dari guru
tersebut. Misalnya, guru tersebut memang mempunyai tingkat emosi yang tinggi
sehingga gampang sekali marah dan melakukan tindak kekerasan kepada siswa, bila
ada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah maupun ketika didalam
kelas siswa tersebut melakukan sebuah kesalahan seperti mengantuk, kurang
memperhatikan saat guru tersebut menerangkan pelajaran, maka guru tersebut akan
langsung menghukumnya. Faktor dari luar adalah faktor yang berasal dari luar
pribadi guru tersebut. Misalnya, pada suatu hari guru tersebut mendapat masalah
dari luar sekolah seperti masalah dalam rumah tangga atau masalah di
masyarakat, masalah tersebut belum selesai tetapi guru tersebut harus kembali
mengajar di sekolah sehingga pikirannya masih terganggu oleh masalah pribadi
tersebut, kemudian dia melampiaskan kemarahannya kepada para siswa. Entah
dengan dia hanya sekadar memarahi, membentak, atau bahkan sampai tega memukul
para siswanya.
Hal
tersebut secara tidak langsung akan merusak mental para siswa. Siswa akan
merasa takut ketika proses belajar mengajar di sekolah berlangsung karena di pikirannya
sekolah identik dengan kekerasan dan mentalnya bisa jadi berubah menjadi mental
seorang preman atau tukang pukul. Siswa juga pasti merasa kurang nyaman berada
di sekolah sehingga banyak siswa yang sengaja bolos sekolah. Mereka lebih
memilih berada di warung kopi, warnet, jalan raya, tempat hiburan dan
sebagainya. Mereka melakukan itu ketika jam sekolah masih berlangsung karena
apabila mereka langsumg pulang ke rumah pasti mereka akan di marahi orang tuanya.
Meskipun bukan hanya karena guru yang melakukan tindak kekerasan kepada siswa
yang membuat mereka sering bolos sekolah tetapi kekerasan yang dilakukan oleh
seorang guru kepada siswanya bisa dikatakan menjadi alasan para siswa untuk
bolos sekolah, disamping cara mengajarnya yang kurang di sukai oleh siswa.
Sementara itu guru tersebut menganggap dirinya tidak salah karena siswanya
memang pantas mendapat hukuman seperti itu, jika siswa tersebut melanggar
sebuah aturan yang sudah di tetapkan oleh sekolah.
Menanggapi
permasalahan tersebut seorang guru yang dalam bahasa jawa sering di katakan di gugu lan di tiru seharusnya bisa lebih
sabar dalam menghadapi para siswa serta berusaha lebih dekat kepada siswa. Guru
bisa tahu apa masalah yang sedang di alami oleh seorang siswa sehingga sampai
melanggar aturan yang ditetapkan oleh sekolah tanpa ada insiden pemukulan dan
sebagainya. Jika ada siswa yang sudah melanggar seharusnya seorang guru tidak
main hakim sendiri dengan menghukum siswa tersebut, tetapi biarkan pihak BK
(Bimbingan Konseling) dulu yang menanganinya. Kalau ada masalah pribadi seorang
Guru jangan sampai membawa masalah itu ke dalam kelas sehingga dalam mengajar bisa
lebih fokus kepada pelajaran dan yang pasti kepada para siswa bukan kepada
masalah yang sedang di hadapi. Guru juga harus memperhatikan dirinya sendiri
khususnya dari cara mengajar didepan kelas apakah sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan atau gaya belajar para siswa. Pihak sekolah sendiri harus
memberitahukan aturan yang sudah di buat sejelas mungkin kepada semua siswa
agar mereka bisa paham dengan aturan yang sudah dibuat oleh sekolah sehingga
mereka tidak merasa tertekan dengan aturan tersebut dan tidak akan menganggap
peraturan itu dibuat hanya untuk di langgar.
0 komentar:
Posting Komentar